Jumat, 14 Mei 2010

Klise

Hari ini aku bangun dengan kepala serasa dihantam godam. Malam-malam dilewati dengan bercengkerama dengan monitor dan jari menari-nari di atas tuts-tuts kibor. Tidak ada yang kuketik, hanya mata, hati, dan pikiran yang terus nyalang melihat hidup yang hiruk pikuk. Dan pagi ini, aku bangun tanpa segelas kopi, udara Jogja yang makin panas dan terasa kisruh.

Aku hampiri tumpukan berkas-berkas tesis yang terlihat terpuruk dan lesu, berdebu, dan enggan untuk kujamah. Sudah hampir seminggu, dan pikiranku serasa sontak mati untuk mencari ide dalam menyelesaikan tesis. Kamar yang sepi, dan malam-malam sunyii serasa tak mempan membangunkan kreasi imiahku dari tidur-mati suri. Dan di sekitarku, klakson waktu dan kekhawatiran orang-orang terhadapku terus berbunyi dan memkasakau untuk segera menyelesaikan tesis. Tapi..tetap tak bisa mencambukku tuk bangun dari tidur panjangku.

Kepalaku penat, telingaku serasa bising oleh parade knalpot hidup, dan mataku berkunang-kunang oleh warna-warni harapan manusia yang semakin hari semakin norak. Kuambil nafas dalam-dalam, badan menggelosor perlahan dan tergeletak lesu di pojok gang sempit jalan takdir manusia. Aku...sedang berusaha mengumpulkan kekuatanku kembali.

Dan pagi ini kuputuskan, kumulai kreatifitasku dari sesuatu yang paling simpel untuk menulis kembali. Toh percuma saja aku berusaha melanjutkan tesisku kalau otak ini terasa buntu. Akuperlu sebuah trigger, dan kutarik pelatuk imajinasi itu perlahan-lahan sebelum menembakkan ide yang paling kompleks. Dan Blog, menjadi sebuah pelarian sementara yang seru untuk masuk dalam belantara ide dan perasaan yang menjuah-juah.

Segalanya serasa lucu buatku. Kemarin aku merasa bagai di atas angin. Terbang ke sana kemari dibawa sang bayu berkeliling jagad. Namun hari ini, aku berusaha setengah mati untuk merangkak dan memulai segalanya dari nol. Itulah hidup menurutku. Merangkan dan tegak dari satu pencapaian ke pencapaian yang lain. Di saat yang sama, aku harus berlari lebih cepat dari nafasku melawan sang kala. Karena waktu yang semakin bergerak cepat dan menyustkan hidup itu membawa perubahan-perubahan gigantik yang tak semua manusia mampu untuk menerimanya. gagal mengantisipasi perubahan, hidupku bisa game-over, dan sayangnya tak ada tombol reset atau backward di sini.

Pagi ini, aku awali hidup dengan sebuah percakapan yang menurutku mengasyikkan, heboh, dan nakal. Sarkasme ala anak muda yang suka absurd, dan pandangan hidupyang berusaha bijak ala orang tua. Ahaha..aku sadar, bahwa aku memang tidak ditakdirkan untuk melihat hidup sendiri, namun selalu saja ad teman yang bisa kuajak bicara. dan pagi itu diskusi tanpa kopi, kertas-kertas konsep, dan hitungan-hitungan matematis. Semuanya mengalir dan serasa sudah di luar kepala.

Mematakan hidup, itu kira-kira yang bisa aku simpulkan dari pembicaraan kami. Hidup berubah, diri kita berubah, dan kadang kala lebih cepat dari yang kita tahu dan bayangkan. Hidup itu sebuah jalan yang enigmatik dan selalu diawali dengan langkah kecil. Tapi ada kalanya langsung melompat jauh dari seharusnya. Meletik-letik seperti pop-corn. Tak bisa diprediksi, tapi tetap saja kita harus punya rencana toh?

Kapan dan apa yg kamu inginkan untuk kerja? Itu percakapan kami yang paling awal. Bukan latah, tapi melihat situasi sekarang, lulus kuliah dan hampir lulus. Lalu harus bertarung lagi untuk mencarai kerja. Celakanya, ekspetasi kami tentang kerja dengan penawaran lowongan tak pernah bertemu. Selalu saja neraca itu bergesek bahkan break event point pun tidak. Sehabis dapat kerjaan masih harus dihujani urusan rencna lima tahun kedepan (yah..sebut saja Repelita). Kapan mapan, punya rumah, mobil (ekspetasi terhadap hal-hal mahal yang sejatinya harganya paling murah dalam hidup). Ujung-ujungnya....klise-ka
pan nikah? Meskipun setiap orang memiliki karkteristik masing-masing, tapi aku yakin peta hidup mereka sudah digariskan secara dogmatis dan sama. Habis lulus-kerja-mapan-nikah-punya anak-dan bla..bla..bla...(betul-betul dunia robot berkedok manusia).

Ada tidak ya kesempatan untuk berpetualang dalam hidup? Adrenalin yang terus dipacu. mencoba sesuatu yang baru bahkan dari struktur dan konstruksi-konstruksi mapan yang telah ada. Cuma orang gila yang bisa begitu menurutku. Toh, setiap diri kita pasti bakal bicara: Mau petualang sampai kapan? Emang situ gak bakal tua renta dan letih lesu ya? Tar keburu kena ajal trus nyesel ente. Hahahaha....see, pertanyaan penutup percakapan pun klise.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar