Kamis, 06 Januari 2011

INSOMNIA

Malam yang mendung…
Udara dingin, tapi masih berdetik tuts-tuts kibor di sebelah kamar
Tak ada kopi, tak jua sebatang rokok berkuncup merah merekah di ujung nan berasap
Tak ada nafas yang dihembus hingga penghabisan
Mata masih berbinar dan bola mata hitam masih berjingkat-jingkat
Sinar lampu jatuh di lekukan gitar…
Ahhhh, siluet Ken Dedes di pojok kamar terbentuk sempurna!
Kamar gerah, tapi terasa berkabut di langit-langit
Tubuh berbalut tipisnya kulit meringkuk di atas gumpalan kapuk
Menahan dingin kehidupan yang menjalar cepat, dan jemari mencengkeram bumi
Tak perlu pusing kawan, tak perlu takut
Risau di tengah sepi adalah keniscayaan dalam hidup
Dan rasa sepi di tengah kermaian dan klakson-klakson adalah kewajaran
Kadang kita perlu menari riang di saat gramafon tua memainkan cakramnya
Aku mau tidur, sudah malam
Tak perlu jua diriku menyelami belantara pikiran kiranya
Cukup menutup tirai di muka ini lalu rebah di atas ibu pertiwi
Rasa nyaman yang merayapi tubuh ini sejatinya adalah hal yang filosofis
Olah rasa dalam kematian rasa, olah batin dalam nafas yang berdzikir
Hingga esok waktunya, ketika kecoak mencongklang kakinya di atas wadag
Dan sukma membisu di bawah tarian rembulan
Pandangi batu nisan yang kukuh dan kesepian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar